Polisi Sebut SDN Ambruk di Pasuruan karena Konstruksi Ngawur


Polisi Sebut SDN Ambruk di Pasuruan karena Konstruksi Ngawur Bangunan sekolah yang ambruk di Sekolah Dasar (SD) Negeri Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (5/11/2019). (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan menyebut atap empat gedung kelas SDN Gentong, Kota Pasuruan, dibangun dengan konstruksi gagal dan ngawur. Hal tersebut diketahui dari hasil uji laboratorium forensik (labfor) kepolisian.

"Gagal konstruksi dan ngawur, tinggal tunggu rubuhnya," kata Luki saat meninjau lokasi di Pasuruan, Sabtu (9/11).

Luki melanjutkan, pihaknya juga menemukan dugaan konstruksi gedung yang terakhir direhabilitasi pada 2012 itu memiliki sejumlah ketidaksesuaian spesifikasi.

Spesifikasi yang tidak sesuai itu pun sempat dikhawatirkan oleh Pejabat Pembuat Komitemen (PPK). Namun, kata Luki, temuan tersebut masih terus didalami.

"Sebenarnya PPK sudah menyampaikan kalau ini tidak sesuai spek. Ini akan runtuh, tidak tahu kapan. Ini yang akan kami dalami," tutupnya.

Luki yang sempat melihat kondisi ruangan empat kelas yang ambruk itu mengaku kecewa dengan kejadian ini. Ia pun menyampaikan rasa bela sungkawanya terhadap para korban dan keluarga yang ditingalkan.

"Runtuhnya gedung ini sungguh membuat kita juga kecewa," terangnya.

Polda Jatim telah menetapkan dua orang tersangka kasus ambruknya SDN Gentong Pasuruan. Mereka yakni kontraktor berinisial D dan S.

D dan S adalah kontraktor yang berasal dari dua CV berbeda: ADL dan DHL. CV pertama beralamat di Kelurahan Sebani, Gadingrejo, Kota Pasuruan. Sementara CV DHL beralamat di Keluarahan Sekargadung, Purworejo, Kota Pasuruan.

Kedua tersangka ditangkap di Kota Kediri, Jumat (8/11) malam saat diduga hendak melarikan diri. Dan kini mereka telah diamankan di Mapolda Jatim. Keduanya dijerat pasal 359 KUHP karena lalai sehingga menyebabkan hilangnya nyawa orang lain.

Sebelumnya, bangunan dan atap sekolah SDN Gentong, Kota Pasuruan, ambruk saat jam pelajaran siswa, sekitar pukul 08.15 WIB, Selasa (15/11) pagi. Akibatnya dua orang dinyatakan meninggal dunia, 11 orang luka-luka.

Dari data kepolisian, korban meninggal dunia disebabkan atap sekolah ambruk itu terdiri dari seorang siswa bernama Irza Almira (8), dan seorang guru bernama Sevina Arsy Putri Wijaya (19).

Sementara 11 siswa lainnya dilarikan ke rumah sakit terdekat karena menderita luka-luka. Tiga di antaranya sudah diperbolehkan pulang dan menyisakan delapan orang anak.


sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191109151324-12-446910/polisi-sebut-sdn-ambruk-di-pasuruan-karena-konstruksi-ngawur
Share:

Recent Posts